Halaman

Senin, 17 Februari 2020

Interlude 4

Aku berpura-pura tidur.

Aku harap film ini tidak pernah berakhir, sama seperti sedang diputar sekarang.

Aku akan lebih baik jika akhir dari film tidak pernah datang.

Aku dapat dengan jelas merasakan suhu tubuh di wajahku. Jauh lebih tinggi dari yang aku kira. Aku mencoba untuk berhati-hati, tidak menggerakkan tubuhku sedikitpun. Bahu yang sedikit mengeras dan lurus lebih besar dari yang aku kira.

Dia hanya menggerakkan tangannya yang lain, dengan jari-jarinya menekan keyboard dengan tenang. Kadang-kadang setelah beberapa saat, aku dapat mendengar bahwa dia menghentikan pekerjaannya sebentar dan mendesah.

Dia diam-diam mengangkat selimut yang hanya menutupi lututku, tapi kemudian dia tiba-tiba berhenti saat aku merasa sedikit gatal dan mengeluarkan suara. Aku mencoba untuk menutupi suara itu dengan napas tidurku. Dia kemudian menarik selimutnya sendiri dan menutupi tubuhku sampai ke pundakku.

Film akan segera berakhir.

Kredit panjang terus bergulir dan bergulir pada akhirnya. Dengan begitu, aku harus terus berpura-pura tidur. Sekali lagi, aku membuat kebohongan lain.

Aku datang jauh-jauh, sampai saat ini, berpura-pura tidak melihat apa-apa, berpura-pura tidak tahu apa-apa, berpura-pura tidak mengerti apa-apa.

Namun demikian, aku benar-benar tahu dan telah memperhatikan segalanya - bahwa melakukan hal-hal seperti ini, bahwa kesimpulan sudah ditarik, bahwa akhir sudah ditentukan.

Namun, ini adalah satu-satunya hal yang dapat aku lakukan. Ini adalah satu-satunya cara yang dapat aku pikirkan.

Agar kita bisa bersama, memiliki waktu yang kita habiskan bersama, menghargai tempat yang kita semua bisa tinggali. Aku percaya aku telah mencoba melakukan segala yang aku bisa untuk membuat ini terjadi.

Aku tahu - bahwa aku licik, bahwa aku membuat alasan, bahwa aku berbohong. Aku tahu semua itu.

Tapi tetap saja, tolong biarkan waktu kita bersama berjalan terus, meskipun itu hanya sedikit lebih lama.


Aku akan memastikan itu berakhir dengan benar.

Aku tidak akan membuat keinginan lain, bahkan jika diperlukan.

Aku akan menghentikan air mata yang akan mengalir keluar kapan saja, bahkan jika aku tidak tahu persis kapan mereka keluar.

Jadi tolong. Tolong beri aku tempat untuk menangis - tempat di mana tidak ada yang bisa melihat.

Jadi tolong. Tolong buat kebohongan yang selalu aku katakan pada diriku entah bagaimana menjadi kenyataan.

Jadi tolong. Tolong biarkan dia dan aku mengakhiri hubungan kami dengan baik.

Jadi tolong.

Tolong jangan biarkan kami mengakhirinya.


1 komentar:

Anonim mengatakan...

monolog nya sedih TT

monolog yui kah?